Abad pertengahan teryata menghasilkan banyak kontribusi yang berarti
bagi sejarah teknologi. Bangsa Eropa Abad Pertengahan tidak hanya
mewarisi metode-metode pembuatan alat-alat dan perlengkapan mekanis dari
zaman klasik, tetapi juga mampu mengembangkanya. Pada abad pertengahan
ini menunjukan bahwa pengembangan teknologi pada abad-abad tersebut
ternyata merupakan basis bagi perkembangan teknologi modern.
Teknologi Awal Abad Pertengahan
Sebagian besar alat-alat yang dipergunakan selama abad pertengahan
memang merupakan warisan dari bangsa Yunani dan Romawi. Karena langsung
mewarisi sistem pertanian Romawi, teknologi pertanian awal abad
pertengahan masih menerapkan alat-alat kuno, seperti cangkul, sabit
pemangkas, ember, gunting bulu domba, bajak, sekop, kereta, grobak,
arit, sabit besar, pengerik biji-bijian, gandar, alat pemangkas anggur,
alat pemeras sari buah apel dan batu gerinda. Namun pada periode ini
juga terjadi sejumlah penemuan yang berarti, yakni sanggurdi dan leher
kuda. Garu atau penyisir tanah juga merupakan penamuan awal abad
pertengahan, satu penemuan yang cukup monumental dalam sejarah teknologi
pertanian.
Dalam teknologi pertukanagan, boleh dikatakan tidak terjadi penemuan
baru. Alat-alat tukang kayu, misalnya seperti palu, gergaji, kapak,
beliung, gurdi atau bor, penarah dan pahat, semuanya telah ada sejak
zaman Yunani-Romawi. Demikian pula dengan perkakas tukang batu, misalnya
seperti tang, dan puputan telah dikenal sejak sebelum masehi. Demikian
pula dengan perlengkapan para ahli bedah, misalnya seperti gunting tang,
pisau bedah dan sebagainya.
Alat Giling Model Awal
Salah satu dari semua penemuan terpenting adalah alat giling. Penemuan
ini merupakan penerapan prinsip gerak roda penggilingan biji
padi-padian, penggilingan kuno belum menggunakan roda. Alat semacam ini
ternyata dikenal dalam setiap masyarakat selama Zaman Batu Baru dan
Perunggu.
Alat giling temuan akhir abad klasik digerakan dengan kincir air. Alat
ini berupa kinciran dengan tangkai kayu ek pada satu sisi dan batu
gerinda pada sisi lainya. Alat giling temuan bangsa Yunani-Romawi ini
belum lazim digunakan di Eropa Utara pada abad-abad awal Masehi. Dalam
model baru gerak batu gerindanya tergantung pada gerigi roda. Tangkai
tempat pemukul diikatkan menggerakan kinciran bergerigi yang diikatkan
pada tangkai, yang pada giliranya menggerakan batu gerinda.
Tumbuhnya perdagangan, kota-kota, dan penduduk perkotaan yang luar biasa
selama abad X dan XI mendorong timbulnya berbagai perubahan teknologis.
Dalam teknik penggilingan biji-bijian setidak-tidaknya telah terjadi
dua modifikasi. Yang pertama adalah alat giling yang digerakan dengan
angin, satu teknik dikembangkan di Persia. Yang kedua adalah
penggilingan yang digerakan dengan kuda. Namun, seperti apa alat-alat
giling yang telah di modifikasikan itu, sulit dipastikan.
Penenunan
Penenunan sudah dikenal sejak Zaman Batu Baru. Dalam penenunan kain
dipergunakan dua set serat atau akar yang seperti benang. Kedua serat
yang membentang sepanjang panjangnya kain itu disebut warp (pelengkung).
Sedangkan alat yang mengulurkan pelengkung secara bolak-balik itu
disebut woof (pakan). Pada mulanya perkakas tenun ini amatlah sederhana.
Namun, selama zaman Yunani-Romawi terjadi usaha modifikasi, yang
kemudian diwarisi bangsa Eropa abad pertengahan. Perkakas tenun yang
sudah dimodifikasi ini berupa silinder kayu tempat ujung-ujung
pelengkung diikatan, batang pelepas yang merentangkan pelengkung,
tali-taliyang dirancang untuk mengendalikan benang-benang pelengkung,
tali-tali yang dirancang untuk mengendalikan benang-benang pelengkung
kumparan yang membolak-balik pakan, dan buluh atau sejenis bambu untuk
mengangkat pelengkung. Perkakas tenun semacam ini lazim dikenal selama
zaman Romawi.
Pemintalan
Proses pemintalan sama tuanya dengan penenmuan proses penenunan. Tongkat
(pendek) tempat wol atau rami digulungkan ditahan dengan tangan kiri.
Benang yang dipilin diikatkan pada gelondong tongkat kayu yang
panjangnya sekitar satu kaki dan kedua ujungnya dibuat runcing dan salah
satunya untuk pengait.
Cara merajut seperti ini lazim dilakukan pada abad pertengahan dan kini
boleh jadi masih dipraktekan di negara-negara Balkan. Perlengkapan
semacam ini lazim dikenal menjelang tahun 1300. Dan dalam perkembangan
selanjutnya mengalami berbagai modifikasi.
Kompas dan Cross-staff
Navigasi mengalami perkembangan yang cukup berarti pada Abad
Pertengahan. Sejak zaman kuno, para pelaut telah terbiasa mengatur
peleyaran mereka dengan mendasarkan diri pada letak bintang-bintang.
Setelah tahun 1300 para pelaut mulai lebih menyandarkan diri pada
kompas, daripada mengamati letak bintang-bintang. Penemuan Kompas ini
kemungkinan ditemukan oleh orang Cina.
Pengembangan kompas ditentukan sekali oleh penemuan daya magnetisitu,
yakni jika salah satu ujung sebuah jarum, yang diikatkan pada gabus yang
mengapung di air, di gosokan pada besi magnetis ujungnya yang bermagnet
menunjukan utara, ujung lainnya selatan.
Walaupun penemuan kompas ini menandai suatu langkah maju dalam
perkembangan navigasi ilmiah, para pelaut ternyata tidak meninggalkan
sama sekali kebiasaan melihat bintang kutub untuk memastikan posisi
mereka. Cross-staff, yakni alat lazim dipergunakan pada masa-masa akhir
Abad Pertengahan, lebih memungkinkan para pelaut untuk mengetahui
ketepatan posisi mereka jika telah jauh dari daratan.
Astrolabe dan Armillary Sphere
Astrolable telah digunakan sejak zaman Yunani kuno. Seperti cross-staff ,
alat ini digunakan untuk mengetahui ketinggian bintang-bintang.
Astrolabe berbentuk lempengan tembaga yang bulat yang dibagi ke dalam
360 derajat. Sebuah penunjuk, yang dilengkapi dengan sasarannya serta
diikatkan di tengah.
Perkapalan
Perkapalan terus mengalami perkembangan selama Abad Pertengahan. Sampan
dan kapal-kapal besar telah ada di kawasan Laut Tengah jauh sebelum
zaman Homerus. Selama zaman Yunan-Romawi, kapal dibuat lebih besar,
cepat, dan mewah, kapal juga dilengkapi dengan menara tempur kecil baik
di bagian depan maupun butirannya. Hal ini dimaksudkan untuk menangkal
bahaya serangan para bajak laut.
Para pembuat kapal pada akhir abad pertengahan mengembangkan terus,
mampu menghasilkan kapal yang lebih besar lagi, dan yang kemudian
digunakan oleh orang-orang seperti Vasco de Gama, Magellan, Columbus
untuk mengarungi dunia.
Busur
Salah satu senjata para prajurit abad pertengahan adalah busur. Senjata
ini sebenarnya juga sudah digunakan para prajurit Romawi. Pada abbad
pertengahan telah mengalami berbagai modifikasi. Slah satu modifikasi
yang penting adalah dotemukannya alat penembak busur sebelum abad XI.
Dengan crossbow ini, busur atau anak panah secara horizontal dipasang
pada sebilah kayu yang panjangnya beberapa kaki.
Busur panjang Inggris merupakan suatu penemuan luar biasa, busur panjang
ini memiliki keunggulan dibandingkan crossbow yakni dapat dipasang
sewaktu-waktu, dua keunggulan lainnya adalah bahwa busur panjang
mempunyai daya lesat atau kecepatan yang lebih tinggi, sehingga bisa
menimbulkan efek yang lebih parah pada pihak yang terkena.
Artileri
Para komandan militer abad pertengahan memiliki berbagai jenis
persenjataan warisan artileri Yunani-Romawi. Yang paling sederhana
adalah ketapel, semacam alat pelembar batu. Senjata lainnya adalah
ballista, yang bentuknya agak mirip crossbow yang besar. Senjata lainnya
adalah trebuchet, yang ukurannya yang bentuknya seperti ketapel, tetapi
mampu melempar batu dengan ukuran besar.
Baju Baja (Zirah)
Para perajin abad pertengahan memiliki kejelian yang lumayan dalam
menyempurnakan zirah atau baju baja. Para prajurit abad pertengahan
tubuh mereka dilindungi dengan zirah, yang memanjang dari leher hingga
atas lutut, menutupi lengan dan siku, dan terbelah di bagian depan dan
belakang sehingga pemakainya masih memungkinkan untuk naik kuda.
Senjata Api
Penemuan dan penyempurnaan senjata api menjadi faktor yang sangat
berarti dalam kehidupan bangsa Eropa selama Abad Pertengahan. Pada
mulanya peluru meriam dibuat dari batu, dan pembuatnya adalah tukang
batu. Ukurannya tidak mungkin dibuat sama. Demikian pula dengan senjata
api laras besar yang terbuat dari lempengan-lempengan baja. Tetapi
secara bertahap pembuat senjata api ini semakin mampu membikin merian
yang lebih sempurna. Meriam hasil pembuatan akhir Abad Pertengahan mampu
meruntuhkan tembok kastil yang paling kuat sekalipun.
Senjata lars tangan pada mulanya juga sangat tidak akurat. Menjelang
tahun 1500 senjata laras tangan ini diperlengkapi dengan kokang yang
menarik deretan yang ditembakan dengan pelatuknya. Senjata semacam ini
disebut matchlock. Para bangsawan, yang dulu dapat mengamankan dirinya
dengan berlindung dibalik tembok tebal kasti-kastil mereka, ini tak
dapat lagi menikmati suatu perlindungan yang memadai. Kemiliteran mereka
mulai merosot, prajurit yang berbaju besi sekalipun dapat tewas oleh
prajurit api laras tangan yang ditembakkan oleh pasukan infantri.
Khronometer (Pengukuran Waktu)
Sebelum zaman Romawi-Yunani manusia sudah mengenal semacam alat penunjuk
waktu dengan bantuan bayangan sinar matahari serta apa yang disebut jam
pasir, yang lazim digunakan bahkan hingga tahun 1800. bangsa Yunani
kuno telah mengembangkkan apa yang disebut clepsydra atau jam air.
Perkembangan jam mekanis merupakan hal yang penting dalam sejarah
peradaban. Jam adalah alat yang terdiri dari serangkaian roda-roda kecil
yang digerakkan oleh pegas atau batu, yang dilengkapi dengan alat
pengukur dan penunjuk waktu. Inovasi besar dalam pembuatan jam terjadi
sekitar tahun 1500 yakni ketika Peter Henlein dari Nuremberg membuat jam
ini atau yang disebut arloji.
Percetakan dan Kertas
Percatakan termasuk penemuan besar pada akhir Abad Pertengahan. Di
Athena, Alexandria dan Roma orang-orang yang pandai menulis rapi
melakukan penyalinan karya-karya besar. Dengan penyalinan yang
sedemikian ini harga buku menjadi mahal, sehingga hanya beberapa
segelintir orang yang bisa mendapatkan buku.
Hampir sepanjang Abad Pertengahan orang mengunakan kertas yang berbahan
dari kulit binatang, untuk membuat naskah-naskah. Menjelang akhir Abad
Pertengahan, kertas digeser menjadi menggunakan perkamen. Puncak
keberhasilan inovasi atau bahkan penemuan adalah nerhasil dicetaknya
injil 36 baris pada tahun 1455. dengan demikian penemuan mesin cetak ini
berjasa besar dalam penyebaran ide-ide. Penemuain mesin cetak ini
menandai akhir Abad Pertengahan dan awal Zaman Baru dalam sejarah
intelektual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar